Selasa, 14 Juli 2009

MENAHAN GODAAN


Mawlana Syekh Nazim Al-Haqqani QS
Mercy Oceans Book2

Tugas paling utama bagi semua agama adalah untuk membuat orang mempunyai hati yang bersih. Grandsyekh kita berkata bahwa ketika seseorang meninggalkan semua karakter buruk dari egonya, berarti ia mempunyai hati yang bersih. Tandanya adalah bila ia ditinggalkan sendiri bersama seorang gadis cantik di padang pasir atau pegunungan atau di sebuah pulau dan diwajibkan untuk bersama dengannya selama 40 hari, tidak ada niat buruk dalam hatinya terhadap gadis itu. Mustahil pikiran buruk menghampiri orang dengan hati yang bersih. Kalian bertanya, apakah hal ini mungkin? Ya. Misalnya, bagaimana jika ia adalah saudara perempuan kalian atau putri kalian. Jika diundang ke suatu jamuan seorang raja, dan tahu bahwa raja sangat pencemburu, apakah seseorang berani melirik pada istrinya yang duduk di sampingnya? Orang berhati bersih adalah orang yang percaya kepada Tuhannya. Ketika berkata, “Aku percaya pada Tuhan.”
Kalian percaya bahwa Dia selalu hadir bersama kalian, di mana pun, kapan pun. Bagaimana kalian kehilangan pandangan-Nya? Ingat kepada Tuhan, hati menjadi bersih; melupakan Tuhan, kegelapan mengisi hati, tak ada lagi iman.

Grrandsyekh kita bercerita tentang seorang murid dari Daghestan. Ia membaca Alquran di tengah malam, angin berhembus dan serigala melolong di luar yang dingin. Lalu ada seseorang yang mengetuk pintu. Ia adalah seorang gadis yang cantik jelita yang sedang tersesat. Ia lalu menyelimutinya dan melanjutkan membaca Quran. Lalu setan datang menggodanya, “Ini adalah untukmu, ayo bangunlah.” Ia lalu bangkit, pergi ke arah lilin dan meletakkan tangannya di atas lilin yang menyala.
Ia lalu berkata kepada dirinya sendiri, “ Dengan lilin ini saja kau tidak tahan, apalagi dengan api neraka.” Ia terus meletakkan tangannya di sana sampai subuh, kemudian ia mengantarkan gadis itu kepada ayahnya. Sang ayah bertanya apakah telah terjadi sesuatu di antara mereka. “Tidak” “Bagaimana tidak terjadi apa-apa sepanjang malam dengan kondisi seperti itu.” Lalu melihat jemari si murid dan mendengar cerita putrinya, sang ayah memanggil penghulu dan imam, berkata kepada mereka, “Aku nikahkan putriku kepada pemuda ini dan aku serahkan seluruh sawah ladangku kepadanya.” Akhirnya gadis itu menjadi halal baginya.